Alin Amalfi Hidayah, Mayzilla Kusumaningtyas, Amalina Zakiyatul Fikri, S.Pd.Si.
MTs Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak, Temanggung, Jawa Tengah
e-mail: alinamalfihidayah02@gmail.com
Abstrak
Rumput teki (Cyperus rotundus) banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita. Selama ini rumput teki dianggap sebagai gulma pertanian yang belum dimanfaatkan. Rumput teki memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, seskuiter, penoid, tanin, saponin pada bagian umbi dan daun yang dapat menghilangkan ketombe. Tanaman lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman yang tumbuh pada iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan sejak lama karena fungsi pengobatannya. Lidah buaya memiliki kandungan vitamin A dan vitamin C yang dapat mengurangi kerontokan rambut dan dapat menyuburkan rambut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi fisik sediaan sampo herbal dari lidah buaya dan rumput teki. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan sampo yaitu rumput teki dan lidah buaya. Hasil evaluasi fisik sampo meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH dan uji hedonik. Hasil uji organoleptis sampo didapatkan hasil yang stabil, uji homogenitas sampo didapatkan hasil yang homogen tidak ada partikel, uji pH sampo didapatkan hasil yang stabil yakni 8, dan hasil uji hedonik yang kami dapatkan, terlihat adanya perbedaan terhadap penilaian dari masing- masing panelis. Kesimpulannya tanaman lidah buaya dan rumput teki dapat digunakan untuk pembuatan sampo dan berdasarkan evaluasi sifat fisik telah memenuhi syarat uji sediaan sampo.
Kata kunci: Ketombe, Sampo, Lidah Buaya, Rumput Teki

Pendahuluan
Temanggung merupakan salah satu kabupaten yang memiliki pariwisata yang lengkap, mulai dari wisata alam, wisata pegunungan atau pendakian, wisata bersejarah, wisata geologi, wisata tradisi, hingga wisata buatan. Salah satu wisata alam yang ada di kabupaten Temanggung adalah Wapitt. Wapitt adalah wisata alam yang bertemakan family travelling and adventure (Setianingsih, 2020).
Dari hasil observasi kami di Wapitt, kami menemukan banyak berbagai jenis tanaman. Salah satunya adalah rumput teki. Rumput teki juga banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita. Selama ini rumput teki dianggap sebagai gulma pertanian yang belum dimanfaatkan. Namun dibalik semua itu rumput teki memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, seskuiter, penoid, tanin, saponin pada bagian umbi dan daun yang dapat menghilangkan ketombe (Kusumawardani, 2019).
Lidah buaya (Aloe vera) sejak dulu sudah dikenal oleh masyarakat akan khasiatnya yang baik untuk rambut. Lidah buaya bersifat sukulen yakni mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun (Furnawathi, 2002). Lidah buaya memiliki kandungan vitamin A dan vitamin C yang dapat mengurangi kerontokan rambut dan dapat menyuburkan rambut. Maka dari itu kami berinisiatif untuk membuat sampo herbal dari rumput teki dan mengkombinasikannya dengan lidah buaya. Tanaman lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman yang banyak tumbuh pada iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan sejak lama karena fungsi pengobatannya

(Yuwono, 2015). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan sampo herbal dari lidah buaya dan rumput teki serta diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan peneliti.
Tabel 1. Hasil Uji Organeleptis
Sampel | Organelepsis | Hari ke-0 | Minggu ke-1 | Minggu ke-2 |
Sampel I | Warna | Putih tulang | Putih tulang | Putih tulang |
Aroma | Lemon | Lemon | Lemon | |
Tekstur | Kental | Kental | Kental | |
Sampel II | Warna | Putih tulang | Putih tulang | Putih tulang |
Aroma | Lemon | Lemon | Lemon | |
Tekstur | Kental | Kental | Kental | |
Sampel III | Warna | Putih tulang | Putih tulang | Putih tulang |
Aroma | Lemon | Lemon | Lemon | |
Tekstur | Kental | Kental | Kental |
Hasil Uji organoleptis pada tabel 1 menunjukkan sampo pada sampel I, II, III pada minggu ke-I dan minggu ke-II didapatkan hasil yang stabil. Hasil yang diperoleh yaitu berwarna putih tulang, aroma lemon, dan teksturnya kental. Uji homogenitas pada penelitian ini yaitu menggunakan objek glass dengan cara meletakkan hasil sediaan sampo dan diamati ada atau tidaknya partikel. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Homogenitas
Sampel | Hari ke-0 | Minggu ke-1 | Minggu ke-2 |
Sampel I | Homogen | Homogen | Homogen |
Sampel II | Homogen | Homogen | Homogen |
Sampel III | Homogen | Homogen | Homogen |

Hasil uji homogenitas pada Tabel 2 menunjukkan sampo pada sampel I, II, III pada minggu ke-I dan minggu ke-II didapatkan hasil yang homogen tidak ada partikel. Adapun persyaratan sediaan harus homogen tidak ada partikel.
Uji pH pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kertas pH universal yang dimasukkan dalam sediaan sampo. Hasil uji pH dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Uji pH
Sampel | Hari ke-0 | Minggu ke-1 | Minggu ke-2 |
Sampel I | 8 | 8 | 8 |
Sampel II | 8 | 8 | 8 |
Sampel III | 8 | 8 | 8 |
Hasil uji pH pada Tabel 3 menunjukkan sampo pada sampel I, II, III pada minggu ke-I dan minggu ke-II didapatkan hasil yang stabil yakni 8. Hal ini sesuai literatur bahwa standar SNI 06- 4085-1996 adalah 5,0-9,0. Dengan kisaran pH tersebut diharapkan sediaan tidak mengiritasi kulit kepala karena jika sediaan terlalu asam dapat menyebabkan iritasi kulit sedangkan jika terlalu basa dapat menyebabkan kulit kering (Tranggono et al, 2010).
Uji hedonik pada penelitian ini dilakukan terhadap 20 orang panelis yang dipilih secara acak, dengan cara memberikan kuesioner kepada masing-masing panelis. Selanjutnya panelis diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner, dengan cara setiap orang panelis terlebih dahulu diminta untuk membaca instruksi yang ada di dalam kuesioner. Panelis dipersilahkan untuk melihat sediaan secara organoleptis meliputi warna, bau dan tekstur. Hasil uji hedonik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Hedonik
Sampel | Tekstur | Warna | Aroma | ||||||||||||||
I | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
1 | 1 | 3 | 12 | 3 | 0 | 2 | 7 | 9 | 2 | 0 | 1 | 4 | 12 | 3 | |||
II | 0 | 2 | 10 | 6 | 2 | 0 | 2 | 6 | 8 | 4 | 0 | 0 | 7 | 9 | 4 | ||
III | 0 | 2 | 7 | 9 | 2 | 0 | 0 | 10 | 8 | 2 | 1 | 1 | 5 | 8 | 5 | ||

Hasil uji hedonik pada Tabel 4 menunjukkan bahwa terlihat adanya perbedaan terhadap penilaian dari masing-masing panelis. Perbedaan ini terjadi karena setiap panelis mempunyai pendapat yang berbeda, hal ini dikarenakan setiap panelis pasti memiliki kesukaan yang berbeda baik dari bentuk warna, aroma dan tekstur sesuai dengan karakter yang mereka sukai.
Tanaman lidah buaya dan rumput teki ternyata dapat digunakan untuk pembuatan sampo penyubur rambut dan penghilang ketombe berdasarkan evaluasi sifat fisik sediaan sampo alverus yang meliputi uji oraganoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji hedonik yang telah memenuhi syarat uji sediaan sampo. Sedangkan saran untuk penelitian ini yaitu pembuatan formulasi sampo Alverus harus dipersiapkan dengan matang, agar setiap tahapan pembuatannya dapat berjalan sesuai rencana yang nantinya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai kandungan atau inovasi lain dari lidah buaya dan rumput teki selain dapat menjadi sampo penyubur rambut dan penghilang ketombe yang berupa cairan.